Salam,

Tulisan ini saya posting dua kali hari ini di sini dan kompasiana dengan berbeda judul.
Dari kemarin saya malas bahas ini, tapi hari ini okeh saya juga mau ikut bersuara.
Ahok menistakan? Iya bagi segolongan kaum, Tidak bagi segolongan lainnya. Yang mengatakan iya, punya banyak bukti dan segudang sumber, yang mengatakan tidak juga begitu. Kasusnya sudah diproses oleh aparat berwenang, tapi hal ini masih saja belum menenangkan untuk sebagian kaum. Sudah jadi tersangka tapi tidak ditahan menjadi masalah dengan dalih aparat tidak adil. Kenapa tidak ditahan?

Saya bukan anak hukum, tapi saya pernah membaca asas-asas hukum baik di pengantar hukum indonesia maupun pengantar ilmu hukum. Saya juga pernah membaca UU, karena kebetulan kerjaan saya seputaran UU dimana kita harus paham bagaimana UU itu berlaku. Nah setahu saya bahwa Pihak berwenang itu memiliki kode etik, kewajiban, wewenang dan haknya dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Jika ada segolongan kaum tidak mempercayai bahwa aparat sudah berlaku adil, lantas haruskah ada demo besar-besaran sebagai bentuk “ancaman” agar aparat tidak macam-macam dalam menggunakan hak dan wewenangnya. Kapolri merupakan lembaga independen, tentunya tidak ada intervensi dari pihak manapun. Coba deh yang suka sok tahu itu baca UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Kepolisian itu sudah pasti akan menjaga kredibiltasnya. Mungkin saya sedikit mengutip Pasal 18 (1) berbunyi “Untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri”. Bisa juga baca Pasal 8 nya.

Apasih saya bukan anak hukum tapi sok bicara hukum. Bukan itu masalahnya, hanya saja dengan ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat, lantas apa solusi masyarakat tersebut untuk tetap menegakkan keadilan? Jangan asal menuntut tapi tidak mengetahui bahwa pihak berwenang itu sedang dalam proses menjalankan tugasnya. Saya yakin aparat akan memberikan semaksimal mungkin tenaga dan pikirannya tentu berdasarkan UU yang berlaku untuk menyelesaikan masalah ini. Karena kalau tidak, ini menyangkut keamanan Negara.
Saya bukan pro Ahok ataupun yang demo Ahok yang dikatakan si “Penista Agama”. Hal ini sudah jelas tidak bisa langsung dikatakan “IYA” penista Agama. Kenapa???? Karena yang kontra memang banyak dibuktikan dengan adanya demo dan aksi damai, tapi yang pro juga tidak sedikit. Ini membuktikan bahwa pandangan terhadap pernyataan AHOK masih tanda tanya kan?

Bukan kah masyarakat yang baik itu yang taat sama hukum? Kita tunggu saja hukum yang berbicara. Hal ini sudah mengorbankan banyak kepentingan umum, cobalah sedikit berfikir untuk keamanan Negara. Aparat penegak hukum tidak bisa langsung main tangkap karena mereka memiliki STANDAR PROSEDUR. Ini masalah kepentingan umum, bukan kepentingan GOLONGAN. Saya akan membela AHOK kalau dia memang benar, saya akan membela FPI, MUI, dan semuanya kalau mereka memang benar. Jadi jelas dalam hal ini kepihakan saya pada kebenaran bukan siapa subjeknya.

Yang jadi permasalahan sekarang, standar kebenaran siapa yang akan dipakai? Sekali lagi Negara ini bukan negara Agama, tapi NKRI merupakan negara hukum. Bukan negara “PERASAAN”. Kalau semua orang mengandalkan perasaan, apa jadinya hidup kita setiap hari? Bukankah semua pelaku kejahatan memiliki perasaan?

Banyak juga yang mengatakan bahwa banyak aparat melakukan keberpihakan kepada kaum yang berduit, atau apalah semacamnya dan tidak pro dengan rakyat kecil. Okeh sekarang lihat kasus, misal saya langsung ambil contoh si AHOK yang katanya “si kapir penista agama” sedang memarahi bapak-bapak tua yang mukanya sudah memelas. Kalau divideokan pasti yang melihat, akan mengatakan kurang ajar si Ahok ini tidak pro rakyat kecil, eh setelah ditelusuri si bapak ternyata pencuri dan pencopet. Kalau mau pake perasaan, jadi maksudmu si Ahok ini harus kasihan begitu? Membiarkan bapak-bapak tua ini lolos? Susahkan jadi pemimpin? Dimana Anda harus memberantas kejahatan tanpa memihak sama siapapun.

Nah yang saya lihat sekarang itu, jujur bukan lagi penegakan hukum yang diperjuangkan akan tetapi rasa sakit, benci, dan dendam yang begitu mendalam dari semua kalangan baik Pro maupun kontra sehingga setiap hari ada saja oknum entah dari kemauan sendiri atau telah disetting berusaha memberikan info hoax untuk menjelek-jelekkan lawannya.

Banyak yang mengatakan saya pro Ahok. Saya tidak kenal dia, saya belum pernah bertemu dengan dia, saya juga bukan KTP DKI Jakarta, ngapain saya harus membela dia? Tapi dari kepala saya yang paling jernih, saya justru berterima kasih kepada AHOK karena telah menyadarkan umat muslim bahwa banyak oknum-oknum yang suka menggunakan ayat quran tidak hanya Al-Maidah itu untuk digunakan untuk berbohong kepada kaum-kaum awam yang tidak paham.

Coba lihat, seorang non muslim saja SADAR akan itu, Itu kritikan bukan penistaan menurut saya. Tapi tetap kita harus menunggu keputusan aparat berwenang. Kalau umat muslim yang mengatakan itu, apakah kalian akan SADAR??
Hai para ahli kitab, yang disampaikan AHOK itu fakta atau kebohongan? JUJUR lah pada diri kalian sendiri. PLISSS bukan masalah dia cagub atau bukan? Kalaupun AHOK non muslim telah memasuki ranah keagamaan yang bukan bidangnya, tapi apakah AHOK berbohong? Asal ngomong? Karena pernyataan ini semua orang SADAR kan kalau pemahaman ayat masih dangkal? Dia menistakan di bagian mananya?

Ahok perkataannya memang ceplas ceplos. Sekarang tolong dia tidak membunuh, dia tidak mencuri, dia tidak menghina Alquran karena jelas yang dia katakan itu tertuju pada oknum, nah oknum yang dia katakan pun tidak ditujukan secara jelas buat siapa. Setelah kejadian ini, apakah AHOK diam? Dia menyakiti beberapa kaum. Pertanyaan saya, Apakah hak kalian diambil, apakah dia menganggu imanmu? Apakah kesakitan kalian tidak cukup dengan minta maaf?

Kalau tidak cukup tolong kembalikan ke aparat. Kalau kalian tidak percaya sama aparat, lantas kalian mau mati bunuh diri? Atau membunuh aparat? Kita hidup di negara yang sama bahwa banyak jutaan manusia di negeri ini. Jika menginginkan NEGARA YANG ADIL, mari kita coba dari diri kita sendiri, APAKAH kita sudah adil, Apakah kita lebih baik dari mereka yang bersusah-susah berjuang?Apakah kita sudah sempurna? Jawablah dengan jujur.

Apakah yang sudah kita berikan buat negara? Jangan mengacau balaukan rakyat kecil. Mereka sudah susah, janganlah mengorbankan mereka demi dendam pribadi kita. Apakah jika AHOK ditahan, hidup kita berubah menjadi lebih baik? Oke mungkin kita iya, tapi bagaimana rakyat kecil yang sudah menjadi korban pecah belah ini. Sudahkah kita memberikan mereka solusi untuk mensejahterakan para rakyat kecil? Toh yang bekerja juga pemerintah kan.

Saya juga sangat menyayangkan kenapa AHOK berkata itu, tapi bukankah itu telah menyadarkan kita? Apakah kalau AHOK berkata itu dengan posisi dia bukan Gubernur atau Cagub kalian akan melakukan hal yang sama? Kan harus adil.
Bagi yang Pro sama Ahok tolonglah jangan membalas mereka dengan perkataan menghina juga. Berikan contoh bahwa kalian memang benar, jangan keluarkan kata kasar apalagi kata “membunuh”. Jangan membalas dengan cara yang sama.

Di akhir saya cuma ingin mengatakan bahwa jika AHOK nanti dinyatakan bersalah, hukum dia seberat-beratnya atau bahkan hukum dia seumur hidup (buatkan hukum khusus untuk dia, karena banyak aksi yang menjadi sangat “terkhususkan” karena dia) tapi jika TIDAK, maafkanlah dia agar dia bisa memperbaiki diri. Dan satu lagi jika AHOK dinyatakan tidak bersalah, RENUNGKAN BAIK-BAIK kenapa doa kalian tidak dikabulkan sama Pencipta Langit Dan Bumi. Bukan Kah DIA MAHA SEGALANYA? Kalau kalian katakan Tuhan TIDAK ADIL, lantas siapa yang LEBIH ADIL DARI TUHAN?
Salam sejahtera dan salam damai untuk seluruh umat manusia yang baik hati.

Bogor, 9 Desember 2016

Tinggalkan komentar